Selasa, 19 Januari 2010

Sajian Sehat, Cepat, Nikmat, & Halal : Sosis, Baso' & Nuget

Sosis, Nugget & Baso

Tanpa MSG, Pengawet, & Pewarna  
Produk tidak dijual di pasaran umum. Yang berminat dapat langsung menghubungi kami. 

        Desy : 0816102548
                 email : akusayangummi@yahoo.com


Hari Kerja     : > Wisma Antara Lt.10


Sabtu-Ahad : > Cimanggis Kelapa Dua Depok



Daftar harga dan varian Produk sebagai berikut :
Produk
Harga


BEEF BURGER ; 200 gr, 4 pcs
13.000


BOCKWURST ; 300 gr, 5 pcs
21.000
Beef
CHEEZY ; 200 gr, 7 pcs
17.000
Beef + Keju
CHICKEN FRANK ; 200 gr, 7 pcs
14.000


BEEF FRANK ;  200 gr, 7 pcs
14.000


COCKTAIL ; 200 gr, 13 pcs
17.000
Beef ; Sosis mini
CHICKEN NUGGET ; 250 gr/pack
14.000


SOSIS BASO ORIGINAL ; 200 gr, 14 pcs
15.000
Beef ; Sosis Bulat spt baso
SOSIS BASO  CHEEZY ; 200 gr, 14 pcs
16.000
Beef Keju ; Sosis Bulat spt baso
SOSIS BASO CHILI ; 200 gr, 14 pcs
16.000
Beef Pedas ; Sosis Bulat spt baso
SOSIS BROKOLI ; 300 gr, 5 pcs
21.000
Chicken + Brokoli
SOSIS WORTEL;  300 gr, 5 pcs
21.000
Chicken + Wortel
SOSIS JAGUNG ; 300 gr, 5 pcs
21.000
Chicken + Jagung
BASO SAPI ; 200 gr, 12 pcs
10.000

Sajian Sehat, Cepat, Nikmat, & Halal : Edamame

 
EDAMAME adalah sejenis kedelai segar yang mengandung berbagai zat berkhasiat untuk kesehatan. Merupakan satu-satunya sayuran (green soy beans vegetable) yang mengandung semua dari 9 jenis asam amino esensial yang dapat menstabilkan kadar gula darah. Meningkatkan metabolisme dan kadar energi, dan membantu membangun otot dan sel-sel sistem imun. Selain itu, edamame juga mengandung isoflavone, beta karoten, dan serat *.
Di Jepang, negara asal kedelai ini, edamame termasuk tanaman tropis dan dijadikan sebagai sayuran serta camilan kesehatan. Begitu juga di Amerika, kedelai ini dikategorikan sebagai healthy food. Bahkan kabarnya juga bisa digunakan sebagai bahan baku produk kecantikan kulit serta wajah.  
 * sumber :  

Camilan sehat bernutrisi tinggi & kaya serat: Frozen Edamame
Masih Harga Perkenalan Rp.13.000 (isi 500 gr / ½ kg)
FRESH FROZEN EDAMAME ( kedelai jepang beku segar siap santap tanpa bahan pengawet)

Terbuat dari edamame kualitas terbaik, tanpa rekayasa genetik dan bebas residu pestisida.
Diproses melalui teknik blanching dan IQF sehingga menghasilkan kedelai beku segar siap santap tanpa bahan pengawet.
Buat teman kumpul keluarga, disimpan di kulkas bisa langsung dimakan (diangin2kan dulu supaya tidak beku/dingin).

Produk sangat jarang ditemukan di pasaran umum.

Sajian Sehat, Cepat, Nikmat, & Halal : Bumbu Kaldu

Ibu-ibu / Bapak-bapak, yang bingung pengen masakan sedap tapi “merasa bersalah” Kalo pake MSG…  Ada solusinya : Bumbu Kaldu NON MSG ! Tersedia Al-Sultan Kaldu Ayam dan Kaldu Sapi  Aman untuk anak-anak, ibu hamil dan menyusui…

Kaldu Ayam / Sapi NON MSG  (Chicken / Beef Stock Powder)


Dibuat dari bahan-bahan pilihan, baik tuk keluarga anda tercinta.


Halal ( Halal MUI No : 01061020610307 ).
Ijin Dinas Kesehatan ( P-IRT No : 2113271010659 ).
Organik ( Sertifikat Organik dikeluarkan oleh lembaga organik Aussie berdasarkan hasil lab ).


Dengan komposisi, sbb :
Bawang Bombay / Onion Flavor Powder
Bawang Putih / Garlic Flavor Powder
Garam / Salt
Lada Putih / Natural White Pepper Powder
Lada Hitam / Natural Black Pepper Powder
Protein Sayur / Hydrolyzed Vegetable Protein Powder
Dextrine / Dextrine Powder
Lemak Ayam or Sapi / Chicken or Beef Fat


Saran Penyajian / Serving Suggestion :
Sup : Tambahkan 1 sdm bumbu kedalam 2 gelas air mendidih, campur dengan sayuran & bahan sup lainnya.
Masakan : Tambahkan 1sdt bumbu kedalam masakan
Bumbu Snack : Campurkan bumbu kaldu dengan bahan lain sesuai kebutuhan

Harga 13.000 / botol. Kalau beli 2 (Sapi+Ayam) 25.000 saja..!

Sajian Sehat, Cepat, Nikmat, & Halal : Abon Ikan

PRODUK baru, Abon Ikan : Harga 18.000 / bks
Asli Produk Homemade, terbuat dari daging Ikan Cakalang segar, bumbu2 dan santan.
Praktis, enak untuk teman makan nasi, dewasa & anak2 juga suka … ada 2 pilihan rasa Pedas dan Gurih.
Rasanya gurih, nikmat … tanpa penyedap dan pengawet, setelah kemasan dibuka bisa disimpan selama maks 3 minggu.
Masukkan ke toples dan tutup rapat, bila ingin lebih awet masukkan ke kulkas.



Kamis, 14 Januari 2010

Bawang Merah (Onion) : Antara Manfaat & Bahayanya

Mungkin kita harus mulai meletakkan bawang merah di meja kita.

BAWANG MERAH Pada tahun 1919 ketika flu membunuh 40 juta orang, ada seorang dokter yang mengunjungi banyak petani untuk melihat apakah ia dapat membantu mereka memerangi flu.
Banyak petani dan keluarga mereka telah tertular dan banyak yang meninggal. Dokter ini mengunjungi satu keluarga petani, dan yang mengejutkannya, ternyata semua orang sangat sehat. Ketika dokter bertanya apa yang dilakukan petani yang membuatnya berbeda, sang istri menjawab bahwa ia telah menaruh bawang merah yang telah dikupas dalam sebuah piring pada setiap kamar di rumah itu, (mungkin hanya dua kamar waktu itu).
Dokter itu tidak percaya dan bertanya apakah ia dapat memiliki salah satu dari bawang merah itu untuk melihatnya di bawah mikroskop. Istri petani itu memberinya satu dan ketika dia melakukan hal ini, ia menemukan virus flu di bawang merah itu. Bawang merah ini jelas menyerap bakteri, oleh karena itu, menjaga keluarga ini tetap sehat. Saya mendengar cerita ini dari penata rambut saya di AZ. Dia mengatakan bahwa beberapa tahun lalu banyak dari karyawan yang datang bekerja dengan sakit flu dan begitu juga banyak dari pelanggannya. Tahun berikutnya ia meletakkan beberapa mangkuk bawang merah di sekitar tokonya. Yang mengejutkan, tak satu pun stafnya sakit. Ternyata berhasil .. (Bukan, dia tidak dalam bisnis bawang merah.)
Moral dari cerita ini, belilah beberapa bawang merah dan tempatkan dalam mangkuk di sekitar rumah Anda. Jika Anda bekerja di dalam kantor, tempatkan satu atau dua di kantor atau di bawah meja Anda atau bahkan di atas suatu tempat. Cobalah dan lihat apa yang terjadi. Kami melakukannya tahun lalu dan kami tidak pernah terserang flu.
Hal ini membantu Anda dan orang-orang yang Anda cintai dari sakit,dan semua menjadi lebih baik. Jika Anda terkena flu, itu hanya mungkin menjadi satu kasus yang ringan .. Ada sebuah P.S., ketika aku mengirimkannya ke seorang teman di Oregon yang secara teraturmemberikan kontribusi materi masalah kesehatan kepada saya. Dia menjawab dengan pengalaman yang paling menarik tentang bawang merah : Weldon, terima kasih untuk mengingatkan. Aku tidak tahu tentang kisah petani itu ... tapi, aku tahu bahwa saya terkena pneumonia dan tidak perlu untuk mengatakan aku sangat sakit ... aku menemukan sebuah artikel yang mengatakan untuk memotong kedua ujung sebuah bawang merah, lalu letakkan salah satu ujungnya pada sebuah garpu dan kemudian tempatkan ujung garpu pada sebuah stoples kosong ... letakkan stoples itu di sebelah pasien yang sakit pada waktu malam hari. Dikatakan bahwa bawang merah akan menjadi hitam di pagi hari karena kuman2 ... tentu saja hal itu terjadi persis seperti itu ... bawang merah itu berantakan dan aku mulai merasa lebih baik. Hal lain yang saya baca di artikel itu bahwa bawang merah dan bawang putih yang ditempatkan di sekitar ruangan menyelamatkan banyak orang dari wabah hitam tahun yang lalu. Bawang merah dan bawang putih mempunyai kekuatan antibakteri, peralatan antiseptik. Ini adalah catatan lain.

SISA BAWANG MERAH BERACUN Bawang merah adalah sebuah magnet besar untuk bakteri, terutama bawang mentah. Anda seharusnya jangan pernah berencana untuk menyimpan sebagian dari irisan bawang merah. Hal ini tidak aman bahkan jika Anda memasukkannya ke dalam tas zip-lock dan memasukkannya ke dalam kulkas Anda. Bawang merah sudah cukup terkontaminasi hanya dengan dipotong dan dibiarkan terbuka untuk sebentar saja, sehingga hal itu dapat membahayakan Anda (dan perlu lebih waspada lagi terhadap bawang merah yang Anda masukkan ke dalam hotdog Anda di taman bisbol!) Jika Anda mengambil sisa bawang merah dan memasak seperti orang gila, anda mungkin akan baik-baik saja, tetapi jika Anda memotong sisa bawang merah dan menaruh pada sandwich Anda, Anda sedang mencari masalah. Baik bawang merah dan kentang basah dalam salad kentang, akan menarik dan menumbuhkan bakteri bahkan lebih cepat daripada mayones komersial yang akan mulai rusak.
Selain itu, anjing tidak boleh makan bawang merah. Perut anjing tidak dapat mengolah bawang merah. Harap diingat, adalah berbahaya untuk mengiris bawang merah dan mencoba menggunakannya untuk memasak pada hari berikutnya, bawang merah menjadi sangat beracun bahkan untuk satu malam dan menciptakan bakteri beracun yang bisa menyebabkan infeksi lambung yang buruk dikarenakan kelebihan sekresi empedu dan bahkan keracunan makanan. Please pass it on to all you love and care.

Sumber : Tidak diketahui (dari milist tetangga).
---

Maybe we should start putting onions on our desk.

ONION In 1919 when the flu killed 40 million people there was this Doctor that visited the many farmers to see if he could help them combat the flu.
Many of the farmers and their family had contracted it and many died. The doctor came upon this one farmer and to his surprise, everyone was very healthy. When the doctor asked what the farmer was doing that was different the wife replied that she had placed an unpeeled onion in a dish in the rooms of the home, (probably only two rooms back then).
The doctor couldn't believe it and asked if he could have one of the onions and place it under the microscope. She gave him one and when he did this, he did find the flu virus in the onion. It obviously absorbed the bacteria, therefore, keeping the family healthy.
Now, I heard this story from my hairdresser in AZ. She said that several years ago many of her employees were coming down with the flu and so were many of her customers. The next year she placed several bowls with onions around in her shop. To her surprise, none of her staff got sick. It must work.. (And no, she is not in the onion business.)
The moral of the story is, buy some onions and place them in bowls around your home. If you work at a desk, place one or two in your office or under your desk or even on top somewhere. Try it and see what happens. We did it last year and we never got the flu.
If this helps you and your loved ones from getting sick, all the better. If you do get the flu, it just might be a mild case..
Now there is a P. S. to this for I sent it to a friend in Oregon who regularly contributes material tome on health issues. She replied with this most interesting experience about onions: Weldon,thanks for the reminder. I don't know about the farmers story...but, I do know that I contacted pneumonia and needless to say I was very ill...I came across an article that said to cut both ends off an onion put one end on a fork and then place the forked end into an empty jar...placing the jar next to the sick patient at night. It said the onion would be black in the morning from the germs...sure enough it happened just like that...the onion was a mess and I began to feel better.
Another thing I read in the article was that onions and garlic placed around the room saved many from the black plague years ago. They have powerful antibacterial, antiseptic properties.
This is the other note.

LEFTOVER ONIONS ARE POISONOUS Onions are a huge magnet for bacteria, especially uncooked onions. You should never plan to keep a portion of a sliced onion. It's not even safe even if you put it in a zip-lock bag and put it in your refrigerator.
It's already contaminated enough just by being cut open and out for a bit, that it can be a danger to you (and doubly watch out for those onions you put in your hotdogs at the baseball park!)
If you take the leftover onion and cook it like crazy you'll probably be okay, but if you slice that leftover onion and put on your sandwich, you're asking for trouble. Both the onions and the moist potato in a potato salad, will attract and grow bacteria faster than any commercial mayonnaise will even begin to break down.
Also, dogs should never eat onions. Their stomachs cannot metabolize onions. Please remember it is dangerous to cut onions and try to use it to cook the next day, it becomes highly poisonous for even a single night and creates Toxic bacteria which may cause Adverse Stomach infections because of excess Bile secretions and even Food poisoning.
Please pass it on to all you love and care.

Source : unknown

Minggu, 10 Januari 2010

Bahaya MSG (Monosodium Glutamat) Terhadap Kesehatan

Kemajuan ilmu dan teknologi berkembang dengan pesat diberbagai bidang, termasuk dalam bidang pangan, kemajuan teknologi ini membawa dampak positif maupun negatif. Dampak positif teknologi tersebut mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas pangan, juga meningkatkan diversivikasi, hygiene, sanitasi, praktis dan lebih ekonomis. Dampak negatif kemajuan teknologi tersebut ternyata cukup besar bagi kesehatan konsumen dengan adanya penggunaan zat aditif yang berbahaya. Zat aditif adalah bahan kimia yang dicampurkan ke dalam makanan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas, menambahkan rasa dan memantapkan kesegaran produk tersebut (Anonimous 2000).

Dari berbagai senyawa pembangkit citarasa yang beredar bebas di pasaran seperti misalnya MSG, 5 nukleotida, maltol (soft drink), dioctyl sodium sulfosuccinate (untuk susu kaleng) dan lain sebagainya, ternyata hanya monosodium glutamat (MSG) yang banyak menimbulkan kontroversi antara produsen dan konsumen (Winarno 2004). Namun sejauh ini, belum banyak penelitian langsung terhadap manusia. Hasil dari penelitian dari hewan, memang diupayakan untuk dicoba pada manusia. Tetapi hasil-hasilnya masih bervariasi. Sebagian menunjukkan efek negatif MSG seperti pada hewan, tetapi sebagian juga tidak berhasil membuktikan. Yang sudah cukup jelas adalah efek ke terjadinya migren terutama pada usia anak-anak dan remaja seperti laporan Jurnal Pediatric Neurology (Anonimous 2003).

Memang disepakati bahwa usia anak-anak atau masa pertumbuhan lebih sensitif terhadap efek MSG daripada kelompok dewasa. Sementara untuk efek terjadinya kejang dan urtikaria (gatal-gatal dan bengkak di kulit seperti pada kasus alergi makanan), masih belum bisa dibuktikan.
World Health Organization (WHO) dan Food and Agricultural Organization (FAO) menyatakan bahwa ancaman potensial dari residu bahan makanan terhadap kesehatan manusia dibagi dalam 3 katagori yaitu : 1) aspek toksikologis, katagori residu bahan makanan yang dapat bersifat racun terhadap organ-organ tubuh, 2) aspek mikrobiologis, mikroba dalam bahan makanan yang dapat mengganggu keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan, 3) aspek imunopatologis, keberadaan residu yang dapat menurunkan kekebalan tubuh. Dampak negatif zat aditif terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung, dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Pembahasan
Asam glutamat atau yang sering disebut dengan MSG (Monosodium Glutamat) pada tahun 1940, asam glutamat telah digunakan di berbagai macam jenis produk makanan di berbagai negara, khususnya dalam kurun waktu 40 tahun terakhir. Asam glutamat merupakan salah satu dari 20 asam amino yang ditemukan pada protein dan MSG merupakan monomer dari asam glutamat. MSG memberikan rasa gurih dan nikmat pada berbagai macam masakan, walaupun masakan itu sebenarnya tidak memberikan rasa gurih yang berarti. Penambahan MSG ini membuat masakan seperti daging, sayur, sup berasa lebih nikmat dan gurih (Anonimous 2006).

MSG dijual dalam berbagai bentuk produk dan kemasan, produk penyedap rasa seperti Ajinomoto atau Royco mengandung MSG sebagai salah satu bahan penyedap rasa. Produk makanan siap saji, makanan beku maupun makanan kaleng juga mengandung MSG dalam jumlah yang cukup besar. Selain lada dan garam, botol berlabel penyedap rasa yang mengandung MSG juga dapat dengan mudah ditemukan di rak bumbu dapur maupun di atas meja restoran. Umumnya, Restoran Cina banyak menggunakan MSG untuk menyedapkan masakan-masakannya.
Walaupun sebagian besar orang dapat mengkonsumsi MSG tanpa masalah, beberapa orang memiliki alergi bila mengkonsumsi berlebihan yaitu gejala seperti pening, mati rasa yang menjalar dari rahang sampai belakang leher, sesak nafas dan keringat dingin. Secara umum, gejala-gejala ini dikenal dengan nama sindrom restoran cina..

Asam glutamat dan gamma-asam aminobutrat mempengaruhi transmisi signal didalam otak. Asam glutamat meningkatkan transmisi signal dalam otak, sementara gamma-asam aminobutrat menurunkannya. Oleh karenanya, mengkonsumsi MSG berlebihan pada beberapa individu dapat merusak kesetimbangan antara peningkatan dan penurunan transmisi signal dalam otak (Anonimous 2006).

Sejarah
Monosodium Glutamate (MSG) mulai terkenal tahun 1960-an, tetapi sebenarnya memiliki sejarah panjang. Selama berabad-abad orang Jepang mampu menyajikan masakan yang sangat lezat. Rahasianya adalah penggunaan sejenis rumput laut bernama Laminaria japonica. Pada tahun 1908, Kikunae Ikeda, seorang profesor di Universitas Tokyo, menemukan kunci kelezatan itu pada kandungan asam glutamat. Penemuan ini melengkapi 4 jenis rasa sebelumnya – asam, manis, asin dan pahit – dengan umami (dari akar kata umai yang dalam bahasa Jepang berarti lezat) (Anonimous 2006). Sebelumnya di Jerman pada tahun 1866, Ritthausen juga berhasil mengisolasi asam glutamat dan mengubahnya menjadi dalam bentuk monosodium glutamate (MSG), tetapi belum tahu kegunaannya sebagai penyedap rasa.

Sekarang ini MSG digolongkan sebagai GRAS (Generally Recognized As Save) atau secara umum dianggap aman. Hal ini juga didukung oleh US Food and Drugs Administration (FDA), atau badan pengawas makanan dan obat-obatan (semacam Ditjen POM) di Amerika yang menyatakan MSG aman. Tentu dalam batas konsumsi yang wajar (Anonimous 2003).

MSG Pembangkit Citarasa
Asam glutamat merupakan bagian dari kerangka utama berbagai jenis molekul protein yang terdapat dalam makanan dan secara alami terdapat dalam jaringan tubuh manusia. Beberapa diantara asam glutamat tersebut terdapat dalam bentuk bebas, artinya tidak terikat dengan asam – asam amino lainnya, tetapi masih terdapat dalam makanan. Hanya dalam bentuk bebas itulah asam glutamat mampu berfungsi sebagai senyawa pembangkit citarasa makanan atau masakan. Glutamat bebas tersebut dapat bereaksi dengan ion sodium (natrium) membentuk garam MSG (Winarno 2004).

MSG yang banyak dijual di toko-toko, diproduksi dalam skala komersial melalui proses fermentasi dengan menggunakan bahan mentah pati, gula bit, gula tebu, atau molases (tetes). Begitupun, menyadari tingginya konsumsi MSG di wilayah Asia, WHO menggunakan MSG untuk program fortifikasi vitamin A. Di Indonesia pernah dilakukan pada tahun 1996. Juga, penggunaan MSG bisa menjadi salah satu pilihan dalam menurunkan konsumsi garam (sodium) yang berhubungan dengan kejadian hipertensi khususnya pada golongan manula. Hal ini karena untuk mencapai efek rasa yang sama, MSG hanya mengandung 30% natrium dibanding garam.

Glutamat Di dalam Tubuh
Glutamat diproduksi di dalam tubuh manusia dan mempunyai peranan pentng di dalam proses metabolisme. Secara alami glutamat ditemukan di otot, otak, ginjal, hati dan organ-organ lainnya termasuk juga di dalam jaringan. Selain itu, glutamat juga ditemukan pada air susu ibu (ASI) dengan tingkat 10 kali lipat dari yang ditemukan di susu sapi (Anonimous 2006).Rata-rata setiap orang mengkonsumsi glutamat antara 10 sampai 20 gram dan 1 gram glutamat yang bebas dari makanan yang kita makan setiap harinya.

Pada kebanyakan diet glutamat sangat cepat dimetabolis dan digunakan sebagai sumber energi. Dari segi pandangan nutrisi, glutamat termasuk non-essential amino acid, yang berarti bahwa tubuh kita dapat memproduksi glutamate dari sumber protein yang lain, jika memang diperlukan tubuh memproduksi sendiri glutamate untuk berbagai macam kebutuhan essential (Anonimous 2006).

MSG dan Kesehatan Masyarakat
Pada tahun 1959, Food and Drug Administration di Amerika mengelompokkan MSG sebagai ”generally recognized as safe” (GRAS), sehingga tidak perlu aturan khusus. Kemudian pada tahun 1970 FDA menetapkan batas aman konsumsi MSG 120 mg/kg berat badan/hari yang disetarakan dengan konsumsi garam. Mengingat belum ada data pasti, saat itu ditetapkan pula tidak boleh diberikan kepada bayi kurang dari 12 minggu (Anonimous 2003). Dari penelitian yang telah dilakukan selama lebih dari 20 tahun oleh para scientis bahwa MSG aman untuk dikonsumsi, sejauh tidak berlebihan termasuk pada wanita hamil dan menyusui.

Pada wanita hamil dan menyusui
Hasil penelitian menunjukkan, glutamat hanya akan menembus placenta bila kadarnya dalam darah ibu mencapai 40 – 50 kali lebih besar dari kadar normal. Itu artinya mustahil kecuali glutamat diberikan secara intravena. Sementara kalau ibu menyusui menyantap MSG 100 mg/kg berat badan, mungkin kadar glutamat dalam darahnya akan naik, tetapi tidak dalam ASI.

Batasan aman yang pernah dikeluarkan oleh badan kesehatan dunia WHO (World Health Organization), asupan MSG per hari sebaiknya sekitar 0-120 mg/kg berat badan. Jadi, jika berat seseorang 50 kg, maka konsumsi MSG yang aman menurut perhitungan tersebut 6 gr (kira-kira 2 sendok teh) per hari. Rumus ini hanya berlaku pada orang dewasa. WHO tidak menyarankan penggunaan MSG pada bayi di bawah 12 minggu (Anonimous 2001).

Efek Bahaya dari Penggunaan MSG :
A. Chinese Restaurant Syndrome
Tahun 1968 dr. Ho Man Kwok menemukan penyakit pada pasiennya yang gejalanya cukup unik. Leher dan dada panas, sesak napas, disertai pusing-pusing. Pasien itu mengalami kondisi ini sehabis menyantap masakan cina di restoran. Masakan cina memang dituding paling banyak menggunakan MSG. Karena itulah gejala serupa yang dialami seseorang sehabis menyantap banyak MSG disebut Chinese Restaurant Syndrome.

Bagaimana sampai MSG bisa menimbulkan gejala di atas, masih dugaan sampai saat ini. Tetapi diperkirakan penyebabnya adalah terjadinya defisiensi vitamin B6 karena pembentukan alanin dari glutamat mengalami hambatan ketika diserap. Konon menyantap 2 – 12 gram MSG sekali makan sudah bisa menimbulkan gejala ini. Akibatnya memang tidak fatal betul karena dalam 2 jam Cinese Restaurant Syndrome sudah hilang.

B. Kerusakan Sel Jaringan Otak
Hasil penelitan Olney di St. Louis. Tahun 1969 ia mengadakan penelitian pada tikus putih muda. Tikus-tikus ini diberikan MSG sebanyak 0,5 – 4 mg per gram berat tubuhnya. Hasilnya tikus-tikus malang ini menderita kerusakan jaringan otak. Namun penelitian selanjutnya menunjukkan pemberian MSG yang dicampur dalam makanan tidak menunjukkan gejala kerusakan otak.

Asam glutamat meningkatkan transmisi signal dalam otak, gamma-asam aminobutrat menurunkannya. Oleh karenanya, mengkonsumsi MSG berlebihan pada beberapa individu dapat merusak kesetimbangan antara peningkatan dan penurunan transmisi signal dalam otak (Anonimous 2006).

C. Kanker
MSG menimbulkan kanker betul adanya kalau kita melihatnya dari sudut pandang berikut. Glutamat dapat membentuk pirolisis akibat pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu lama. pirolisis ini sangat karsinogenik. Padahal masakan protein lain yang tidak ditambah MSG pun, bisa juga membentuk senyawa karsinogenik bila dipanaskan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang lama. Karena asam amino penyusun protein, seperti triptopan, penilalanin, lisin, dan metionin juga dapat mengalami pirolisis dari penelitian tadi jelas cara memasak amat berpengaruh.

D. Alergi
MSG tidak mempunyai potensi untuk mengancam kesehatan masyarakat umum, tetapi juga bahwa reaksi hypersensitif atau alergi akibat mengkonsumsi MSG memang dapat terjadi pada sebagian kecil sekali dari konsumen. Beberapa peneliti bahkan cenderung berpendapat nampaknya glutamat bukan merupakan senyawa penyebab yang efektif, tetapi besar kemungkinannya gejala tersebut ditimbulkan oleh senyawa hasil metabolisme seperti misalnya GABA (Gama Amino Butyric Acid), serotinin atau bahkan oleh histamin (Winarno 2004).

Kesimpulan
MSG memberikan rasa gurih dan nikmat pada berbagai macam masakan, walaupun masakan itu sebenarnya tidak memberikan rasa gurih yang berarti. MSG aman dikonsumsi sejauh tidak berlebihan. Meski dinilai aman, MSG hendaknya tidak diberikan bagi orang yang tengah mengalami cidera otak karena stroke, terbentur, terluka, atau penyakit syaraf. Konsumsi MSG menyebabkan penumpukan asam glutamat pada jaringan sel otak yang bisa berakibat kelumpuhan. Batasan aman yang pernah dikeluarkan oleh badan kesehatan dunia WHO (World Health Organization), asupan MSG per hari sebaiknya sekitar 0-120 mg/kg berat badan.

Sumber Literatur:
Disarikan dari Tulisan Drh. Ery Lestari S (2007)
Anonim. 2006. MSG. http/www.Info Monosodium Glutamat.com. [01-08-2006].
Anonim. 2006. MSG dan Kesehatan. http/www.info sehat.com. [01-08-2006].
Anonim. 2003. MSG. Efek Negatif MSG. http/www.com. [01-08-2006].
Anonim. 2000. Seputar Kontroversi MSG. http/www.Tekno Pangan.com. [01-08-2006].
Anonim. 2001. Bahaya Zat Aditif. http/www.Tekno Pangan.com. [01-08-2006].
Winarno FG. 2004. Keamanan Pangan Jilid 2. M Brio Press, Jakarta.

Source : http://duniaveteriner.com